Skip to main content

7 Arti primbon haid pas hari jumat sabtu minggu senin selasa rabu kamis

7 Arti primbon haid pas hari jumat sabtu minggu senin selasa rabu kamis - Primbon adalah pasaran jawa yang menentukan hari baik untuk melakukan sesuatu seperti ramalan zodiak juga, namun ini prediksi dari tanah jawa berdasarkan penanggalan kalender jawa. bisa melihat primbon haid, primbon berpergian, jodoh, nasib, kesuksesan dan hari baik dan sebaliknya. Yuk kita simak penjelasannya...

Daftar Isi :
1. Primbon Haid Wanita Terlengkap Menurut Hari Jam Tanggal

2. Hari Baik Bepergian Menurut Primbon Jawa

3. Hari Baik Pindah Rumah Lengkap jawa

4. dan penjelasan lainnya


1. Primbon Haid Wanita Terlengkap Menurut Hari Jam Tanggal



BERDASARKAN HARI :

Jika haid pada hari Minggu
bermakna akan berjumpa dengan kenalan lama.
Jika haid datang pada hari Senin
bermakna akan mendapat keuntungan dengan segera
Jika haid datang pada hari Selasa
bermakna akan bersuka cita dalam beberapa hari
Jika haid datang pada hari Rabu
bermakna akan bertengkar dengan seseorang
Jika haid datang pada hari Kami
bermakna akan mendapat musibah dan berduka cita
Jika haid datang pada hari Jumat
bermakna akan mendapat kesenangan
Jika haid datang pada hari Sabtu
bermakna akan mendapat kejadian yang mengejutkan

BERDASARKAN TANGGAL :

Tanggal 1: Bermakna akan Akan memperoleh kebahagian
Tanggal 2: Bermakna akan bersedih dan merasa dikecewakan
Tanggal 3: Bermakna akan ada pertengkaran/perselisihan
Tanggal 4: Bermakna akan mendapat rezeki
Tanggal 5: Bermakna akan bersedih hati
Tanggal 6: Bermakna akan menerima kabar dari jauh
Tanggal 7: Bermakna akan mendapat hadiah
Tanggal 8: Bermakna akan mendapat undangan
Tanggal 9: Bermakna akan terhindar dari kesedihan.
Tanggal 10: Bermakna akan menerima surat dari orang yang disayang
Tanggal 11: Bermakna akan mendapat kesenangan
Tanggal 12: Bermakna akan bersedih
Tanggal 13: Bermakna akan terlepas dari beban yang mengganjal
Tanggal 14: Bermakna akan mendapat undangan
Tanggal 15: Bermakna akan mendapat kabar yang tak terduga
Tanggal 16: Bermakna akan mendapat bahaya
Tanggal 17: Bermakna akan pujian
Tanggal 18: Bermakna akan mendapat halangan/rintangan
Tanggal 19: Bermakna akan difitnah orang
Tanggal 20: Bermakna akan ada permusuhan
Tanggal 21: Bermakna akan ada kerusuhan
Tanggal 22: Bermakna akan mendapat kesenangan
Tanggal 23: Bermakna akan mendapat malu
Tanggal 24: Bermakna akan mendapat keuntungan
Tanggal 25: Bermakna akan mendapat rezeki
Tanggal 26: Bermakna akan mendapat pujian
Tanggal 27: Bermakna akan lega hati
Tanggal 28: Bermakna akan mendapat kesedihan
Tanggal 29: Bermakna akan berdarmawisata
Tanggal 30: Bermakna akan mendapat kebahagiaan
Tanggal 31: Bermakna akan mendapat kabar gembira

Berdasarkan Jam / Waktu :

06.00 : Selalu merasa curiga
07.00 : Kegembiraan
08.00 : Rindu Keluarga
09.00 : Janji yang mesra
10.00 : Merasa gembira
11.00 : Kesetiaan
12.00 : Perasaan hati saja
13.00 : Tidak kecewa
14.00 : Sedikit kekecewaan
15.00 : Menerima sesuatu dari kekasih
16.00 : Perjuangan batin
17.00 : Cinta mulai tumbuh
18.00 : Kurang memuaskan
19.00 : Kekecewaan
20.00 : Hanya lamunan
21.00 : Rindu kekasih
22.00 : Dapat pengalaman pahit
23.00 : Kesetian
24.00 : Kasih berbalas
01.00 : Akan berjumpa dalam waqtu dekat
02.00 : Dia tidak lupa
03.00 : Menerima janji
04.00 : Cinta makin berkurang
05.00 : Mendapat malu

Berdasarkan Hari :

Ahad : Berjumpa kenalan lama
Senin : Mendapat keuntungan
Selasa : Bersuka ria
Rabu : Pertengkaran
Kamis : Bersedih hati
Jum’at : Mendapat keuntungan
Sabtu : Ada kejadian yang mengejutkan

Berdasarkan Pasaran :

Kliwon : Mendapat keuntungan
Legi : Bersuka ria
Pahing : Akan ada tamu
Pon : Kejadian menyedihkan
Wage : Ada kehalangan


2. Hari Baik Bepergian Menurut Primbon Jawa


Dalam melakukan hajat perkawinan, mendirikan rumah, bepergian dan sebagainya. Kebanyakan orang jawa dahulu, mendasarkan atas hari yang berjumlah 7(senin-minggu) dan pasaran yang jumlahnya ada 5, tiap hari tentu ada rangkapannya pasaran, jelasnya : tiap hari tentu jatuh pada pasaran tertentu.

Masing-masing hari dan pasaran mempunyai ”neptu ”, yaitu ”nilai” dengan angkanya sendiri-sendiri sebagai berikut :

Nama hari = Neptu ( nilai )

1. Ahad = 5
2. Senen = 4
3. Selasa = 3
4. Rabu = 7
5. Kamis = 8
6. Jum’at = 6
7. Sabtu = 9

Nama Pasaran Neptu (nilai )

1. Legi = 5
2. Paing = 9
3. Pon = 7
4. Wage = 4
5. Kliwon = 8

Neptu hari atau pasaran kelahiran untuk perkawinan

Hari dan pasaran dari kelahiran dua calon temanten yaitu anak perempuan dan anak lelaki masing-masing dijumlahkan dahulu, kemudian masing masing dibuang (dikurangi) sembilan.

Misalnya :

Kelahiran anak perempuan adalah hari Jumat (neptu 6) wage (neptu 4) jumlah 10, dibuang 9 sisa 1

Sedangkan kelahiran anak laki-laki ahad (neptu 5) legi (neptu 5) jumlah 10 dikurangi 9 sisa 1.

Menurut perhitungan dan berdasarkan sisa diatas maka perhitungan seperti dibawah ini:

Apabila sisa:

1 dan 4 : banyak celakanya
1 dan 5 :bisa
1 dan 6 : jauh sandang pangannya
1 dan 7 : banyak musuh
1 dan 8 : sengsara
1 dan 9 : menjadi perlindungan

2 dan 2 : selamat, banyak rejekinya
2 dan 3 : salah seorang cepat wafat
2 dan 4 : banyak godanya
2 dan 5 : banyak celakanya
2 dan 6 : cepat kaya
2 dan 7 : anaknya banyak yang mati
2 dan 8 : dekat rejekinya
2 dan 9 : banyak rejekinya

3 dan 3 : melarat
3 dan 4 : banyak celakanya
3 dan 5 : cepat berpisah
3 dan 6 : mandapat kebahagiaan
3 dan 7 : banyak celakanya
3 dan 8 : salah seorang cepat wafat
3 dan 9 : banyak rejeki

4 dan 4 : sering sakit
4 dan 5 : banyak godanya
4 dan 6 : banyak rejekinya
4 dan 7 : melarat
4 dan 8 : banyak halangannya
4 dan 9 : salah seorang kalah

5 dan 5 : tulus kebahagiaannya
5 dan 6 : dekat rejekinya
5 dan 7 : tulus sandang pangannya
5 dan 8 : banyak bahayanya
5 dan 9 : dekat sandang pangannya

6 dan 6 : besar celakanya
6 dan 7 : rukun
6 dan 8 : banyak musuh
6 dan 9 : sengsara

7 dan 7 : dihukum oleh istrinya
7 dan 8 : celaka karena diri sendiri
7 dan 9 : tulus perkawinannya

8 dan 8 : dikasihi orang
8 dan 9 : banyak celakanya

9 dan 9 : liar rejekinya

Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, ditambah neptu pasaran hari perkawinan dan tanggal (bulan Jawa) semuanya dijumlahkan kemudian dikurangi/ dibuang masing tiga, apabila masih sisa :

1 = berarti tidak baik, lekas berpisah hidup atau mati

2 = berarti baik, hidup rukun, sentosa dan dihormati

3 = berarti tidak baik, rumah tangganya hancur berantakan dan kedua-duanya bisa mati.

Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, dijumlah kemudian dikurangi / dibuang empat-empat apabila sisanya :

1 = Getho, jarang anaknya,
2 = Gembi, banyak anak,
3 = Sri banyak rejeki,
4 = Punggel, salah satu akan mati

Hari kelahiran mempelai laki-laki dan mempelai wanita, apabila :

Ahad dan Ahad, sering sakit
Ahad dan Senin, banyak sakit
Ahad dan Selasa, miskin
Ahad dan Rebo, selamat
Ahad dan Kamis, cekcok
Ahad dan Jumat, selama
Ahad dan Sabtu, miskin

Senen dan Senen, tidak baik
Senen dan Selasa, selamat
Senen dan Rebo, anaknya perempuan
Senen dan Kamis, disayangi
Senen dan Jumat, selamat
Senen dan Sabtu, direstui

Selasa dan Selasa, tidak baik
Selasa dan Rebo, kaya
Selasa dan Kamis, kaya
Selasa dan Jumat, bercerai
Selasa dan Sabtu, sering sakit

Rebo dan Rebo, tidak baik
Rebo dan Kamis, selamat
Rebo dan Jumat, selamat
Rebo dan Sabtu, baik

Kamis dan Kamis, selamat
Kamis dan Jumat, selamat
Kamis dan Sabtu, celaka

Jumat dan Jumat, miskin
Jumat dan Sabtu celaka

Sabtu dan Sabtu, tidak baik

Memilih Saat Ijab, Ijab kabul yang unik

Dalam perkawinan Dra. Pharmasi Endang Ontorini Udaya dengan Sutrisno Sukro di Sala, ayah penggantin putri Bpk. Samsuharya Udaya telah memilih saat ijab kabul secara unik, yaitu pada malam Ahad Legi (27 Mei 73) jam 2.30 pagi.

Ketetapan itu didasarkan saat lahirnya temanten putri. Segala waktunya berjalan baik, lancar dan selamat.

Mungkin hal tersebut suatu ajaran : kalau tidak memakai perhitungan, pakailah hari kelahiran untuk hal-hal yang penting pindah rumah dsb.

Hari yang membawa kelahirannya selamat, demikian pulalah untuk hal lain-lain dalam hidupnya.

HARI-HARI UNTUK MANTU DAN IJAB PENGANTIN

(baik buruknya bulan untuk mantu):

1. Bulan Jw. Suro : Bertengkar dan menemui kerusakan (jangan dipakai)

2. Bulan Jw. Sapar : kekurangan, banyak hutang (boleh dipakai)

3. Bulan Jw Mulud : lemah, mati salah seorang (jangan dipakai)

4. Bulan jw. Bakdamulud : diomongkan jelek (boleh dipakai)

5. Bulan Jw. Bakdajumadilawal : sering kehilangan, banyak musuh (boleh dipakai)

6. Bulan Jw. Jumadilakhir : kaya akan mas dan perak

7. Bulan Rejeb : banyak kawan selamat

8. Bulan Jw. Ruwah : selamat

9. Bulan puasa : banyak bencananya (jangan dipakai)

10. Bulan Jw. Syawal : sedikit rejekinya, banyak hutang (boleh dipakai)

11. Bulan Jw. Dulkaidah : kekurangan, sakit-sakitan, bertengkar dengan teman (jangan dipakai)

12. Bulan Jw. Besar : senang dan selamat

BULAN TANPA ANGGARA KASIH

Hari anggara kasih adalah selasa kliwon, disebut hari angker sebab hari itu adalah permulaan masa wuku. Menurut adat Jawa malamnya (senin malam menghadap) anggara kasih orang bersemedi, mengumpulkna kekuatan batin untuk kesaktian dan kejayaan. Siang harinya (selasa kliwon) memelihara, membersihkan pusaka wesi aji, empu mulai membikin keris dalam majemur wayang.

Bulan – bulan anggoro kasih tidak digunakan untuk mati, hajat-hajat lainnya dan apa saja yang diangggap penting.

Adapun bulan-bulan tanpa anggara kasih adalah:

1. dalam tahun Alib bulan 2 : Jumadilakhir dan besar
2. dalam tahun ehe bulanl 2 dan : jumadilakhir
3. dalam tahun jimawal bulan 2 : Suro dan rejeb
4. dalam tahun Je bulan 2 : Sapar
5. dalam tahun Dal bulan 2 : yaitu sapar dan puasa
6. dalam tahun Be bulan 2 : mulud dan syawan
7. dalam tahun wawu bulan 2 : Bakdomulud/syawal
8. dalam tahuin Jimakir bulan 2 : Jumadilawal dan Dulkaidkah

SAAT TATAL

Saat tatal dibawah ini untuk memilih waktu yang baik untuk mantu juga untuk pindah rumah, berpergian jauh dan memulai apa saja yang dianggap penting.

Kerentuan saat itu jatuh pada pasaran (tidak pada harinya ) :

1. pasaran legi : mulai jam 06.00 nasehet.mulai jam 08.24 Rejeki : mulai jam 25.36 rejeki mulai dri jam 10 48 selamat, mulai jam 13.12 pangkalan atau (halangan) mulai jam 15.36 pacak wesi

2. pasaran pahing : mulai jam 06.00 rejeki, jam 08.24 selamat, jam 10.48 pangkalan, jam 13.12 pacak wesi, jam 15.36 nasehat.

3. pasaran pon : mulai jam 06.00 selamat, jam 08.24 pangkalan, jam 10.48 pacak wesi, jam 13.12 nasehat, jam 15.36 rejeki

4. pasaran wage mulai jam 06.00 pangkalan, jam 08.24 pacak wesi, jam 13.12 nasehat jam 15.36 selamat.

5. pasaran kliwon, mulai jam 06.00 pacak wesi, jam 08.24 nasehat, jam 10.48 rejeki, jam 13-12 selamat jam 13.36 pangkalan.

HARI PASARAN UNTUK PERKAWINAN

Neptu dan hari pasaran dijumlah kemudian dikurangi/dibuang enam-enam apabila tersisa:

1 jatuh, mati, (tidak baik) asalnya bumi
2 jatuh, jodoh (baik) asalnya jodoh dengan langit
3 jatuh , selamat atau baik asalnya barat
4 jatuh, cerai atau tidak baik asalnya timur
5 jatuh, prihatin (tidak baik) asalnya selatan
6 jatuh, mati besan (tidak baik) asalnya utara


Dalam berdagang orang jawa mempunyai petungan (prediksi) khusus untuk mencapai sukses atau mendapatkan angsar (pengaruh nasib) yang baik, sehingga menjadikan rezekinya mudah. Diantaranya petungan tersebut sebagai berikut :

Dalam “kitab primbon” (pustaka kejawen) terdapat berbagai cara dan keyakinan turun-temurun yang harus dilakukan orang yang akan melakukan kegiatan usaha perdagangan. Untuk memulai suatu usaha perdagangan orang jawa perlu memilih hari baik, diyakini bahwa berawal dari hari baik perjalanan usahapun akan membuahkan hasil maksimal, terhindar dari kegagalan.

Menurut pakar ilmu kejawen abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta, Ki KRM TB Djoko MP Hamidjoyo BA bahwa berdasarkan realita supranatural, menyiasati kegagalan manusia dalam usaha perlu diperhatikan. Prediksi menurut primbon perlu diperhatikan meski tidak sepenuhnya diyakini. Menurut Kitab Tafsir Jawi, dina pitu pasaran lima masing-masing hari dan pasaran karakter baik. Jika hari dan pasaran tersebut menyatu, tidak secara otomatis menghasilkan karakter baik. Demikian juga dengan bulan suku, mangsa, tahun dan windu, masing-masing memiliki karakter baik kalau bertepatan dengan hari atau pasaran tertentu.

Golek dina becik (mencari hari yang baik) untuk memulai usaha dagang pada hakekatnya adalah mencari perpaduan hari, pasaran, tahun, windu dan mangsa yang menghasilkan penyatuan karakter baik. Misalnya pada hari rebo legi mangsa kasanga tahun jimakir windu adi merupakan penyatuan anasir waktu yang menghasilkan karakter baik.

Menurut Ki Djoko, suatu karya yang terjadi pada hari yang karakternya tidak baik, diperkirakakan karakter itu akan mengganggu usaha yang dilakukan. Akibatnya usaha dagangnya juga banyak kendala, bahkan mengalami kegagalan.

Aura pencemar tersebut dalam primbon disebut naas, sangar tahun, sangar sasi dan sangar dina. Sedangkan anasir pencemar tersebut dikenal sebagai naga dina, naga tahun dan sebagainya. Menurut Ki Djoko sampai kapan pun kebiasaan atau tradisi memilih dina becik (hari baik) seyogyanya dilakukan. Tentunya kalau tidak ingin berspekulasi dengan resiko kegagalan.

Setiap karya akan berhasil sesuai dengan kodrat, jika dilakukan dalam kondisi waktu yang netral dari pencemaran, sengkala maupun sukerta. Manusia diberi kesempatan oleh Tuhan untuk beriktiar menanggulangi sukerta dan sengkala dengan melakukan wiradat. Misalnya dengan ruwatan atau dengan ajian rajah kalacakra, sehingga kejadian buruk tidak menjadi kenyataan.

Orang yang akan membuka usaha pun dapat melakukan upaya sendiri pada malam hari sebelum memulai usaha, yaitu berdoa mendasari doa kepada Tuhan sambil mengucapkan mantera rajah kalacakra Salam, salam, salam Yamaraja jaramaya, yamarani niramaya, yasilapa palasiya, yamidora radomiya, yamidasa sadamiya, yadayuda dayudaya, yasilaca silacaya, yasihama mahasiya. Kemudian menutup dengan mantera Allah Ya Suci Ya Salam sebanyak 11 kali.

Untuk usaha perdagangan orang jawa yang masih percaya pada petung, akan menggunakannya baik untuk menentukan jenis barang maupun tempat berdagang dan sebagainya. Petung tersebut didasarkan weton (kelahiran dari yang bersangkutan)

Menurut Dosen Jurusan Sastra Daerah - Fakultas Sastra UNS Drs. Usman Arif Mpd, peluang merupakan filsafat kosmosentris bahwa manusia dan alam tidak dapat dipisahkan. Manusia merupakan bagian dari alam semesta sehingga geraknya tidak dapat lepas dari gerak alam, sebagaimana waktu dan arah mata angin.

Orang jawa mempunyai keyakinan bahwa saat dilahirkan manusia tidak sendirian karena disertai dengan segala perlengkapannya. Perlengkapan itu merupakan sarana untuk bekal hidup dikemudian hari, yaitu bakat dan jenis pekerjaan yang cocok. Di dalam ilmu kejawen kelengkapan itu dapat dicari dengan petung hari lahir, pasaran, jam, wuku tahun dan windu.

Menurut Usman petung sekedar klenik atau gugon tuhon melainkan merupakan hasil analisa dari orang-orang jawa pada masanya. Hasil analisa itu ditulis dalam bentuk primbon. Dengan petungan jawa, orang dapat membuat suatu analisa tentang anak yang baru lahir berdasarkan waktu kelahirannya. Misalnya anak akan berhasil jika menjadi wartawan, atau sukses jika menjadi pedagang.

Petung yang demikian itu juga digunakan di dalam dunia perdagangan. Orang jawa masih mempercayainya, akan menggunakan petung dengan cermat. Dari menentukan jenis dagangan waktu mulai berdagang diperhitungkan. Semua sudah ada ketentuannya berdasar waktu kelahiran yang bersangkutan.

Penerapan petung untuk usaha perdagangan akan menambah kemungkinan dan percaya diri untuk meraih sukses. Kepercayaan diri akan membuat lebih tepat dalam mengambil keputusan. Prediksi menurut petung di dalam perdagangan bukan hanya ada pada budaya orang jawa saja. Dalam budaya Cina misalnya, hingga kini perhitungan itu masih berperan besar, sekali pun pengusaha Cina itu sudah menjadi konglomerat.

Di Cina petung itu ada dalam Kitab Pek Ji atau Pak Che (delapan angka) yang juga berdasarkan kelahiran seseorang, yaitu tahun kelahiran memiliki nilai 2, bulan nilai 2, hari memiliki nilai 2 dan jam kelahiran nilai 2.

Meskipun orang lahir bersamaan waktu, rezeki yang diperoleh tidak sama karena yang satu menggunakan petung sedangkan yang lainnya tidak.

Banyak pula orang yang tidak mempercayai petung. Mereka menganggapnya klenik atau tahayul. Mereka berpendapat dengan rasionya dapat manipulasi alam. Anggapan demikian belum pas, meskipun manusia dapat merekayasa, alam ternyata akan berjalan sesuai dengan mekanismenya sendiri


Untuk perhitungan mendirikan / pindahan rumah

A. Pertama-tama yg diperhitungakan adalah Bulan Jawa, yaitu :

1. Bulan Sura = tidak baik
2. Bulan Sapar = tidak baik
3. Bulan Mulud (Rabingulawal) = tidak baik
4. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir) = baik
5. Bulan Jumadilawal = tidak baik
6. Bulan Jumadilakir = kurang baik
7. Bulan Rejeb = tidak baik
8. Bulan Ruwah (Sakban) = baik
9. Bulan Pasa (Ramelan) = tidak baik
10. Bulan Sawal = sangat tidak baik
11. Bulan Dulkaidah = cukup baik
12. Besar = sangat baik

Berdasarkan perhitungan diatas, bulan yg baik adalah : Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan Besar.

B. Langkah kedua yaitu menghitung jumlah hari dan pasaran dari suami serta istri.

1. Suami = 29 Agustus 1973
- Rabu = 7
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 15
- Tahun Jawa = 29 Rejeb 1905 TAhun WAWU Windu ADI
- Tahun Hijriah = 30 Rajab 1393 H

2. Istri = 21 Desember 1976
- Selasa = 3
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 11
- Tahun Jawa = 28 Besar 1908 Tahun EHE Windu KUNTARA
- Tahun Hijriah = 29 Dzulhijah 1396 H

Jumlah Neptu Suami + Istri = 15 + 11 = 36

C. Langkah ketiga, menghitung Pancasuda.

Jumlah ((Neptu suami + Neptu Istri + Hari Pindahan/Pendirian Rumah) : 5). Bila selisihnya 3, 2, atau 1 itu sangat baik. Cara ini disebut PANCASUDA.

PANCASUDA :
1. Sri = Rejeki Melimpah
2. Lungguh = Mendapat Derajat
3. Gedhong = Kaya Harta Benda
4. Lara = Sakit-Sakitan
5. Pati = Mati dalam arti Luas

Lalu mengurutkan angka hari pasaran mulai dari jumlah yang paling kecil yaitu (selasa (3) + wage (4) = 7), hingga sampai jumlah yang paling besar yaitu (Sabtu (9) + Pahing (9) = 18.

7 + 36 = 43 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
8 + 36 = 44 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
9 + 36 = 45 : 5 sisa 5 (yg habis dibagi 5 dianggap sisa 5) = Jelek Sekali
10 + 36 = 46 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
11 + 36 = 47 : 5 sisa 2 = Baik
12 + 36 = 48 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
13 + 36 = 49 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
14 + 36 = 50 : 5 sisa 5 = Jelek Sekali
15 + 36 = 51 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
16 + 36 = 52 : 5 sisa 2 = Baik
17 + 36 = 53 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
18 + 36 = 54 : 5 sisa 4 = Tidak Baik

Dari paparan tersebut diketahui hari baik untuk mendirikan rumah tinggal, khusus bagi pasangan suami–istri yang hari-pasaran-lahir keduanya berjumlah 36 adalah :

Terbaik 1 :
a. hari-pasaran berjumlah 10 ( Selasa Pon, Jumat Wage dan Minggu Legi)
b. hari-pasaran berjumlah 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon dan Jumat Pahing)

Terbaik 2 :
a. hari-pasaran berjumlah 11 (Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage dan Jumat legi)
b. hari-pasaran berjumlah 16 (Rabu Pahing, Kamis Kliwon dan Sabtu Pon)

Terbaik 3 :
a. hari-pasaran berjumlah 7 (Selasa Wage)
b. hari-pasaran berjumlah 12 (Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rabu Legi, Kamis Wage dan Minggu Pon)
c. hari-pasaran berjumlah 17 (Kamis Pahing dan Sabtu Kliwon)

D. Selanjutnya pilih salah satu dari 21 hari baik yang berada dalam bulan Bulan Bakdamulud, Bulan Ruwah, Bulan Dulkaidah dan Bulan Besar,

yaitu:

1. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir)
Bulan baik untuk mendirikan sesuatu termasuk rumah tinggal. Keluarga yang bersangkutan mendapat wahyu keberuntungan, apa yang diinginkan terlaksana, cita-citanya tercapai, selalu menang dalam menghadapi perkara, berhasil dalam bercocok-tanam, berkelimpahan emas dan uang, mendapat doa restu Nabi, dan lindungan dari Allah.

2. Bulan Ruwah (Sakban)
Bulan baik untuk mendirikan rumah tinggal. Rejeki melimpah dan halal, disegani, dihormati dan disenangi orang banyak, mendapat doa Rasul.

3. Bulan Dulkaidah
Cukup baik, dicintai anak istri, para orang tua, saudara, dan handaitaulan. Dalam hal bercocok-tanam lumayan hasilnya. Banyak rejeki dan cukup uang. Keadaan keluarga harmonis, tentram, damai dan mendapatkan doa dari Rasul.

4. Bulan Besar.
Baik, banyak mendapat rejeki, berkelimpahan harta-benda dan uang. Anggota keluarga yang berdiam di areal rumah-tinggalnya yang dibangun pada bulan Besar merasakan ketentraman lair batin, serta dihormati.

Terbaik 1 :
1. Selasa Pon,
2. Jumat Wage,
3. Minggu Legi,
4. Rabu Kliwon,
5. Kamis Pon,
6. Jumat Pahing,

Terbaik 2 :
7. Senin Pon,
8. Selasa Kliwon,
9. Rabu Wage,
10. Jumat legi,
11. Rabu Pahing,
12. Kamis Kliwon,
13. Sabtu Pon,

Terbaik 3 :
14. Selasa Wage,
15. Senin Kliwon,
16. Selasa Pahing,
17. Rabu Legi,
18. Kamis Wage,
19. Minggu Pon,
20. Kamis Pahing,
21. Sabtu Kliwon,

Contoh : Jum’at Pahing
- 20 April 2007
- 07 September 2007
- 21 Desember 2007

3. Hari Baik Pindah Rumah Lengkap jawa

Hukum Adat Kejawen

Hukum adat adalah pencerminan dari kepribadian suatu bangsa, dan salah satu penjelmaan dari jiwa dan bangsa yang bersangkutan dari abad ke abad. Dalam hal ini bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai berbagai macam corak adat dari sabang hingga merauke. Hukum adat di Indonesia lahir dan dipelihara oleh keputusan-keputusan para masyarakat terdahulu yang dilakukan secara turun temurun dan menjadi kebiasaan bagi suatu masyarakat adat tertentu, hingga sebagian orang memahami bahwa hukum adat adalah hukum yang telah mendarah daging. Namun pada hakikatnya hukum adat tidak bisa diberlakukan secara positive bagi semua wilayah yang ada di Indonesia, sebab secara teritorial dan history setiap daerah di indonesia mempunya kultur adat yang berbeda.

Salah satu sistem Hukum adat yang masih dilaksanakan  oleh sebagian masyarakat  Indonesia adalah adat kejawen oleh orang jawa. Dalam era moderenisasi memang sulit dipercayai bahwa hukum adat masih berlaku, namun bagi sebagian orang jawa hukum adat atau aturan-aturan kejawen masih dipercayai dan dilaksanakan saat memulai berbagai macam  kegiatan. Orang jawa percaya bahwa ada hari-hari baik untuk melakukan  atau memulai kegiatan dan tidak sembarang hari dipilih untuk pelaksanaannya. Sulit dipercaya jika kepercayaan yang dipegang orang jawa mengatakan bahwa jika tidak sesuai dengan perhitungan kalender jawa ataupun tidak memenuhi syarat-syarat untuk melaksanakan mulainya kegiatan  maka orang tersebut akan mengalami musibah. Adat kejawen yang dipercayai orang jawa tidaklah lepas dari hal-hal mistis yang sulit dipercayai di era ini, namun pada kenyataanya hal ini masih terjadi di masyarakat pada umumnya.

Dalam Perkembangannya Hukum adat kejawen tidak hanya mengatur Pernikahan, usaha, hajatan besar atau lainnya. Adat kejawen juga mengatur setiap apa yang dilakukan manusia, aturan yang ada dalam adat jawa mempunyai filosofi dan makna yang amat sangat mendalam.  Tidak semua orang memahami apa makna yang terkandung dari suatu ritual-ritual yang dilakukan, sebagian orang jawa hanya melakukan dan melaksanakan syarat-syarat atau ritual tanpa memahami secara mendalam maknanya, karena dipercayai hanya sebagai syarat untuk mendapatkan keslamatan dan keridhoan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam berdagang orang jawa mempunyai prediksi khusus untuk mencapai sukses atau mendapatkan pengaruh nasib yang baik, sehingga menjadikan rezekinya mudah. Diantaranya petungan tersebut sebagai berikut : Dalam pustaka kejawen terdapat berbagai cara dan keyakinan turun-temurun yang harus dilakukan orang yang akan melakukan kegiatan atau usaha perdagangan. Untuk memulai suatu usaha perdagangan orang jawa perlu memilih hari baik, diyakini bahwa berawal dari hari baik perjalanan usahapun akan membuahkan hasil maksimal, terhindar dari kegagalan.

Menurut pakar ilmu kejawen abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta, Ki KRM TB Djoko MP Hamidjoyo BA bahwa berdasarkan realita supranatural, menyiasati kegagalan manusia dalam usaha perlu diperhatikan. Prediksi menurut primbon perlu diperhatikan meski tidak sepenuhnya diyakini. Menurut Kitab Tafsir Jawi, dina pitu pasaran lima masing-masing hari dan pasaran karakter baik. Jika hari dan pasaran tersebut menyatu, tidak secara otomatis menghasilkan karakter baik. Demikian juga dengan bulan suku, mangsa, tahun dan windu, masing-masing memiliki karakter baik kalau bertepatan dengan hari atau pasaran tertentu.

Golek dina becik (mencari hari yang baik) untuk memulai usaha dagang pada hakekatnya adalah mencari perpaduan hari, pasaran, tahun, windu dan mangsa yang menghasilkan penyatuan karakter baik. Misalnya pada hari rebo legi mangsa kasanga tahun jimakir windu adi merupakan penyatuan anasir waktu yang mengahasilkan hal baik.
Setiap karya akan berhasil sesuai dengan kodrat, jika dilakukan dalam kondisi waktu yang netral dari pencemaran, sengkala maupun sukerta. Manusia diberi kesempatan oleh Tuhan untuk beriktiar menanggulangi sukerta dan sengkala dengan melakukan wiradat. Misalnya dengan ruwatan atau dengan ajian rajah kalacakra, sehingga kejadian buruk tidak akan terjadi.
Tak hanya dalam memulai usaha, adat jawa juga mengatur tentang tata cara dan syarat- syarat untuk pindah rumah, salah satunya adalah dengan memilih hari dan wetonya. Hal ini dipercayai akan membawa peruntungan yang lebih baik. Berikut ini adalah tata cara penanggalan jawa untuk pindah:

ü Dilihat dari pemilihan hari:
Senin                  = 4                   PON                = 7
Selasa                 = 3                   WAGE                        = 4
Rabu                  = 7                   KLIWON       = 8
Kamis                 = 8                   LEGI               = 5
Jumat                 = 6                   PAHING        = 9
Sabtu                  = 9
Minggu              = 5
ü  Diperhitungakan adalah Bulan Jawa, yaitu :

1. Bulan Sura = tidak baik
2. Bulan Sapar = tidak baik
3. Bulan Mulud (Rabingulawal) = tidak baik
4. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir) = baik
5. Bulan Jumadilawal = tidak baik
6. Bulan Jumadilakir = kurang baik
7. Bulan Rejeb = tidak baik
8. Bulan Ruwah (Sakban) = baik
9. Bulan Pasa (Ramelan) = tidak baik
10. Bulan Sawal = sangat tidak baik
11. Bulan Dulkaidah = cukup baik
12. Besar = sangat baik

Berdasarkan perhitungan diatas, bulan yg baik adalah : Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan Besar.

Langkah berikutnya yaitu menghitung jumlah hari dan pasaran dari suami serta istri.

*Suami = 29 Agustus 1973
– Rabu = 7
– Kliwon = 8
– Neptu (Total) = 15
*Istri = 21 Desember 1976
– Selasa = 3
– Kliwon = 8
– Neptu (Total) = 11

Jumlah Neptu Suami + Istri = 15 + 11 = 36

ü Langkah ketiga, menghitung Pancasuda.

Jumlah ((Neptu suami + Neptu Istri + Hari Pindahan/Pendirian Rumah) : 5). Bila selisihnya 3, 2, atau 1 itu sangat baik. Cara ini disebut PANCASUDA.

PANCASUDA :

1. Sri = Rejeki Melimpah
2. Lungguh = Mendapat Derajat
3. Gedhong = Kaya Harta Benda
4. Lara = Sakit-Sakitan
5. Pati = Mati dalam arti Luas

Lalu mengurutkan angka hari pasaran mulai dari jumlah yang paling kecil yaitu (selasa (3) + wage (4) = 7), hingga sampai jumlah yang paling besar yaitu (Sabtu (9) + Pahing (9) = 18.

7 + 36 = 43 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
8 + 36 = 44 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
9 + 36 = 45 : 5 sisa 5 (yg habis dibagi 5 dianggap sisa 5) = Jelek Sekali
10 + 36 = 46 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
11 + 36 = 47 : 5 sisa 2 = Baik
12 + 36 = 48 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
13 + 36 = 49 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
14 + 36 = 50 : 5 sisa 5 = Jelek Sekali
15 + 36 = 51 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
16 + 36 = 52 : 5 sisa 2 = Baik
17 + 36 = 53 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
18 + 36 = 54 : 5 sisa 4 = Tidak Baik

Dari paparan tersebut diketahui hari baik untuk mendirikan rumah tinggal, khusus bagi pasangan suami–istri yang hari-pasaran-lahir keduanya berjumlah 36 adalah :
Terbaik 1 :
a. hari-pasaran berjumlah 10 ( Selasa Pon, Jumat Wage dan Minggu Legi)
b. hari-pasaran berjumlah 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon dan Jumat Pahing)

Terbaik 2 :
a. hari-pasaran berjumlah 11 (Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage dan Jumat legi)
b. hari-pasaran berjumlah 16 (Rabu Pahing, Kamis Kliwon dan Sabtu Pon)

Terbaik 3 :
a. hari-pasaran berjumlah 7 (Selasa Wage)
b. hari-pasaran berjumlah 12 (Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rabu Legi, Kamis Wage dan Minggu Pon)

Setelah menghitung penanggalan yang baik untuk pindah masyarakat jawa juga melakukan ritual-ritual baca doa dan memberikan sesajen, sesajen disini diartikan bukan untuk mahkluk mistis namun dijadikan persyaratan untuk memasuki rumah .Sesaji adalah  benda yang di siapkan pada suatu tempat tertentu dengan tujuan tertentu, misal untuk keselamatan dan sebagainya. Ritual yang dilakukan bisa disebut juga Tasyakuran  untuk acara slup-slup an rumah atau memasuki rumah untuk kali pertama karena akan ditempati. Untuk melaksanakannya biasanya orang jawa mempersiapakan nasi kotak untuk dibagikan tetangga terdekat. Kemudian biasanya dalam acara pindah rumah orang jawa akan mempersiakan tumpeng untuk selametan, tumpeng adalah syarat yang terpenting untuk slametan pindah rumah, kemudian dilengkapi oleh  jajanan pasar, bubur merah, dan bubur putih, menyiapkan masakan ayam yang baru saja disembelih.
Tak lupa pula orang jawa akan mempersiapkan Ubo rampe yang berupa tiker, lampu teplok dan kwali, juga bumbu- bumbu dan bahan  masakan tertata sudah. Kemudian disusun dan ditata sesuai dengan adat jawa yaitu : beras di masukan ke kwali penuh, dan bawang merah, bawang  putih juga cabe , garam, gula dalam plastik yang berbeda  kemudian ditata di atas kwali yang berisi beras tadi, dengan alas tiker pandan kecil dan lampu teplok yang di nyalakan serta kendi yang berisi air.

Syarat-syarat yang dilakukan memiliki makna agar kedepan nya si pemakai rumah akan mendapat rejeki yang terus dan tak pernah putus, dapur yang diibaratkan memakai kwali diharapkan agar selalu ada yg di masak (sandang pangannya terpenuhi), lampu teplok menandakan agar si empu rumah selalu dalam pikiran terang dan mendapat rejeki dengan mudah, air simbol ke”adem”an, agar rumah tersebut dalam keadaan tenteram, bunga sebagai simbol agar rumah tersebut mempunyai nama harum di lingkungan. Air kendi yang sudah di persiapkan  itu kemudian di tuang ke beberapa sisi ruang dan juga jalan masuk rumah atau pintu agar rejeki nya lumintu dan rumah menjadi tempat paling menentramkan.
Secara meyeluruh Hukum adat jawa bisa tergolong membatasi orang jawa, yang mana dalam hal ini sebenarya melanggar hak manusia untuk memilih, namun dari kesimpulan yang ada di masyarakat jawa, masyarakat bebas untuk mengikatkan diri pada adat istiadat atau kebiasaan orang terdahulu.

4. Watak Manusia Berdasarkan Hari Lahir
Menurut Hari Kelahiran

Ahad
Peredaran matahari,hatinya terang,ikhlas dalam segala hal untuk sanak saudara.keras budinya. cinta terhadap sesamanya.suci dan pandai berbicara,serta dapat memerintah orang tua.

Senin
Peredaran bulan, senang pada kebenaran ikhlas cekatan dalam segala hal.bicaranya tidak dapat di permainkan

Selasa
Peredaran api, senang berbohong, di benci orang jika memiliki sahabat,pembosan dan cepat meninggalkan segala hal yang sedang di kerjakan.

Rabu
Peredaran bumi,kebaikanya kadang-kadang berlebihan,berkecukupan.kalau berbicara tegas,pendiam.jarang memikirkan akibatnya.

Kamis
Peredaran angin dan petir ,jodohnya sering meninggal terlebih dahulu,bicaranya menakutkan,sulit berteman batinya tidak tulus,hatinya lekas panas,pemarah senang pujian dan mudah di tipu dengan kata-kata halus

Jumat
Peredaran bintang,suka menasehati dan melarat,suka memberi,senang mencari kepandaian,wataknya halus suka terhadap sanak saudara,banyak sahabat yang mencintainya.

Sabtu
Peredaran air,sering di musuhi orang di takuti,jarang berteman,pandai mencari penghidupan(berdagang)semua pekerjaan harus segera dilaksanakan,(bekerja keras)
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar